*pengaruh belajar kelompok terhadap hasil belajar bahasa ingris siswa*
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Belajar kelompok
merupakan salah satu strategi belajar yang sering dipakai oleh siswa Sekolah
Menengah Pertama. Kegiatan belajar kelompok yang banyak dipraktekkan saat ini
adalah dengan cara pembagian kelompok belajar yang terdiri dari beberapa siswa
dengan melaksanakan kegiatan belajar yang bertempat di rumah guru maupun di
salah satu anggota kelompok belajar. Kegiatan belajar kelompok akan sangat membantu
siswa untuk dapat meningkatkan kualitas hasil belajarnya. Kemampuan siswa yang
merupakan rangkaian kreatifitas dan motivasi belajar serta tingkah laku dalam
menuntut ilmu dapat tumbuh kembangkan melalui kegiatan belajar kelompok. Strategi
belajar kelompok yang dikembangkan saat ini adalah mengacu pada bidang studi
yang masuk Ebtanas dan yang dianggap sulit bagi pandangan siswa. Salah satu mata
pelajaran yang dianggap sulit dan masuk dalam Ebtanas adalah mata pelajaran Bahasa
Inggris.
Bahasa Inggris
merupakan salah satu pelajaran yang kurang mendapatkan tempat dihati siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Kec. Torgamba, karena mata pelajaran pengetahuan alam
dianggap sulit dan kurang menarik, sehingga membawa dampak terhadap rendahnya
hasil belajar siswa kelas VIII. Perlu diketahui bahwa mata pelajaran Bahasa
Inggris adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai berbahasa Inggris pada siswa. Kemampuan akan
berbahasa Inggris sangat berguna bagi setiap siswa dalam era globalisasi ini.
Bahasa Inggris diajarkan sampai di perguruan tinggi, sehingga bukan alasan
untuk tidak memahami Bahasa Inggris, oleh karena itu diperlukan penguasaan dan
pemahaman yang cukup dalam menekuni mata pelajaran Bahasa Inggris.
Berdasarkan kurikulum
pendidikan dasar tahun 2004. Fungsi mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Torgamba adalah :
1) Untuk
memberikan pengetahuan tentang berbagai kosakata, grammer dan vocabulary yang
kaitannya dengan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dengan orang asing.
2) Mengembangkan
keterampilan proses.
3) Mengembangkan
wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas
kehidupan sehari-hari.
4) engembangkan
kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara
kemajuan Bahasa Inggris dan tekhnologi dengan keadaan lingkungan dan
pemanfaatannya serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari
maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi.
Pengajaran Bahasa Inggris bagi siswa kelas VII
Sekolah Menengah Pertama adalah :
1) Mampu
membaca surat
2) Melengkapi
percakapan
3) Kemampuan
bercakap
4) Kemampuan
menulis surat dan mempunyai kemampuan mendengarkan.
Dalam upaya mencapai
fungsi dan tujuan pengajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas VII SMP Negeri 1
Kec. Torgamba khususnya, maka diperlukan strategi belajar siswa yang baik dan
menumbuhkan ide/gagasan baru pada setiap siswa. Luasnya ruang lingkup
pengajaran Bahasa Inggris akan membutuhkan banyak pengetahuan dan sikap kreatif
siswa dalam belajar. Guna meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Kec. Torgamba, maka perlu dikembangkan system belajar yang
efektif dan efisien. Strategi belajar Bahasa Inggris harus dapat membangkitkan
gairah belajar, menumbuhkan kreatifitas, menanamkan kepercayaan diri dan rasa
tanggung jawab siswa terhadap pelajaran yang ditekuninya. Salah satu pengembangan
sistem belajar yang sering diterapkan adalah sistem belajar kelompok.
Sampai saat ini program
belajar kelompok dalam belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Kec. Torgamba belum ditangani secara serius, padahal belajar kelompok pada
kelas lain dengan mata pelajaran yang berbeda terbukti sangat efektif dan
efisien dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan belajar kelompok di
SMP Negeri 1 Kec. Torgamba belum dikembangkan dan dibina secara optimal,
sehingga hanya bersifat sukarela dan belum dilakukan pengawasan serta evaluasi
terhadap perkembangan dari belajar kelompok tersebut.
Dari kenyataan ini,
maka perlu diambil suatu inisiatif untuk menerapkan program belajar kelompok
bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Torgamba khususnya dalam belajar Bahasa
Inggris. Manfaat belajar kelompok dan pengaruhnya terhadap hasil belajar Bahasa
Inggris dapat dilihat setelah belajar kelompok berjalan sesuai dengan rencana.
Belajar kelompok perlu mendapat bimbingan dari guru yang bersangkutan. Selama
ini belajar kelompok cenderung hanya membiarkan siswa untuk melakukan belajar
dengan sesame teman dengan tanpa pengawasan yang baik, sehingga hasil belajar
yang diperoleh tidak bisa maksimal dan bahkan tidak mengalamu perubahan yang
berarti.
Untuk mengatasi masalah
rendahnya hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec.
Torgamba, maka belajar kelompok merupakan salah satu alternatif yang baik.
Berbagai kesulitan belajar Bahasa Inggris yang selama ini menjadi kendala bagi
hampir semua siswa, mulai dari kelas VII sampai kelas IX hendaknya menjadi
pelajaran yang berharga untuk mencetuskan ide baru dalam program pelaksanaan
belajar kelompok.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang tentang strategi belajar kelompok pada siswa dalam meningkatkan hasil
belajar Bahasa Inggris, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana
strategi belajar kelompok yang diterapkan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Kec. Torgamba dalam belajar Bahasa Inggris?
b. Apakah
belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Kec. Torgamba dalam belajar Bahasa Inggris?
c. Adakah
konstribusi belajar kelompok terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Kec. Torgamba dalam belajar Bahasa Inggris?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini,
antara lain :
a. Untuk
mengetahui tentang strategi belajar kelompok yang diterapkan pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Kec. Torgamba dalam belajar Bahasa Inggris.
b. Untuk
mengetahui apakah belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Kec. Torgamba dalam belajar Bahasa Inggris.
c. Untuk
mengetahui konstribusi belajar kelompok terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kec. Torgamba dalam belajar Bahasa Inggris.
D. Manfaat
Penelitian
Berdasarkan tujuan
penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a.
Peneliti
Menambah
wawasan dan pengetahuan tentang strategi belajar kelompok dalam meningkatkan
hasil belajar Bahasa Inggris, khususnya pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec.
Torgamba sehingga dapat dijadikan dasar dalam penentuan model sistem belajar
kelompok.
b. Siswa
Sekolah Menengah Pertama
Memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk melaksanakan kegiatan belajar kelompok
khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas VIII, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
c. Guru
Sekolah Menengah Pertama
Memberikan
informasi tentang beberapa alternatif dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa
Inggris pada siswa kelas VIII dengan sistem belajar kelompok. Informasi ini
juga dapat dijadikan sebagai cara untuk menentukan model strategi belajar
Bahasa Inggris dengan sistem belajar kelompok serta memperhatikan beberapa
faktor yang terdapat dalam diri individu siswa.
d. Literatur
Sebagai
bahan acuan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sesuai dengan konteks
dalam penelitian ini.
E. Hipotesis
Penelitian
Hipotesis sebagai “Conjectural
Statement Of The Relation Between Two Or More Variables” (kerlinger, 1981).
Pengertian hipotesis sekarang berkembang tidak hanya untuk menaksentuasikan
suatu teori, namun juga menggelar bukti dukung baru tentang teori yang sudah
kokoh secara universal walaupun kadang terdapat bias parsial.
Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini dilandasi kajian terhadap teori yang ada dan
asumsi-asumsi. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Strategi
belajar kelompok yang diterapkan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kec.
Torgamba dalam belajar Bahsa Inggris belum dilakukan bimbingan dan pengawasan
yang baik.
b. Belajar
kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kec.
Torgamba dalam belajar Bahasa Inggris.
c. Belajar
kelompok dapat memberikan konstribusi terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kec. Torgamba dalam belajar Bahasa Inggris.
F. Ruang
Lingkup Penelitian
Penelitian ini
dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Torgamba Tahun Pelajaran
20011/2012. Subjek penelitian ini adalah guru Bahsa Inggris dan 25 siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Kec. Torgamba.
Tindakan yang dilakukan
adalah membagi siswa dalam kelompok belajar Bahasa Inggris dan dilakukan
pengawasan serta bimbingan dalam setiap kegiatan belajar kelompok. Kegiatan
belajar kelompok dilakukan pada semester pertama dalam setiap pelajaran Bahasa
Inggris. Perlakuan I (treatment I) diberikan kepada siswa kelas VIII dengan
kegiatan belajar Bahasa Inggris secara individu. Perlakuan II (treatment II) diberikan
kepada siswa kelas VIII dengan kegiatan belajar kelompok berdasarkan pembagian
jumlah siswa untuk melaksanakan belajar Bahasa Inggris.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Belajar
Kelompok
Belajar merupakan suatu
proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam
interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan ini relative konstan/tetap
atau berbekas (Winkel, 1987 : 200).
Sukirin (1984)
mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang disengaja untuk
merubah tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan baru. Hsil belajar dapat
diketahui setelah melalui proses belajar, kemudian diterapkan atau diujikan
pada dunia nyata. Lebih lanjut dikatakan bahwa setiap kegiatan belajar akan
menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa. Perubahan dalam diri itu
menunjukkan bahwa mereka telah melakukan proses belajar. Proses belajar seperti
itu pada umumnya tidak melibatkan pengajaran, yaitu guru dan siswa.
Hilgard yang dikutip
Pasaribu (1983) berpendapat bahwa learning in the process by wich an
activity oreginites or is changed trough responding to a situation provided the
chenged can not be attribud to growth or the temporary sate of the orgnisme as
in fatique or under druges. Pendapat tersebut berarti bahwa belajar merupakan
suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktifitas baru atau perubahan kegiatan
karena reaksi lingkungan. Perubahan ini tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan
oleh perubahan atau kesadaran sementara orang tersebut karena kealahan atau
karena obat-obatan, sehingga orang tersebut tidak sadar terhadap keadaan
dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan, kecakapan dan
tingkah laku. Perubahan itu diperoleh dengan latihan dan pengalaman bukan
perubahan dengan sendirinya.
Belajar kelompok
merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk
mencapai tujuan dengan dilakukan secara berkelompok atau dari hasil kegiatan
belajar dengan berkelompok dengan sesama siswa. Dengan belajar kelompok akan
diperoleh suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap, perubahan ini relatif konstan/tetap atau berbekas
yang diperoleh melalui kegiatan belajar kelompok.
Belajar kelompok
merupakan hasil kegiatan yang disengaja untuk merubah tingkah laku, sehingga
diperoleh kecakapn baru dari kegiatan belajar dengan berkelompok. Hasil belajar
kelompok dapat diketahui setelah melalui proses belajar, kemudian diterapkan
atau diujikan pada dunia nyata. Setiap kegiatan belajar kelompok akan
melibatkan beberapa siswa dalam menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa, perubahan
ini akan tampak dalam tingkah laku siswa atau prestasi siswa.
Dalam pelaksanaan
kegiatan belajar kelompok, siswa akan berusaha memperoleh informasi secara
bebas berdasarkan mata pelajaran yang dikaji dengan saling tukar informasi
dalam lingkup kelompok tersebut. Semakin banyak anggota kelompok belajar, maka
semakin banyak informasi yang diperoleh siswa. Namun tidak semua kelompok dalam
jumlah besar akan membawa dampak positif bagi kemajuan hasil belajar siswa.
Belajar kelompok akan memberikan pengatahuan siswa akan apa yang telah
diketahui oleh siswa lain, sehingga akan diperoleh saling tukar pikiran dalam pengetahuan
dan pemecahan masalah. Kesulitan dapat dipecahkan melalui belajar kelompok,
karena jika salah satu siswa kurang mengerti atau tidak tahu tentang suatu hal,
maka siswa lain dapat memberikan gagasan yang baru tentang suatu hal yang baru tersebut.
Dalam proses belajar
mengajar seorang guru perlu memikirkan suatu strategi, metode maupun teknik
yang tepat untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar yang baik. Hal ini sangat penting terutama bagi siswa Sekolah Menengah
Pertama. Dengan pemakaian strategi, metode maupun teknik yang tepat akan
membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya.
Dalam setiap kegiatan
dan bidang kehidupan yang ada kita tidak bisa melepaskan diri dari strategi
untuk mencapainya, karena tanpa strategi yang jelas dan tepat, rencana dan
harapa-harapan akan sulit untuk dicapai. Oleh karena itu, apabila menginginkan
peningkatan hasil belajar yang berdaya guna salah satu upaya yang bisa ditempuh
adalah dengan mempergunakan strategi tertentu dalam belajar. Untuk sedikit memberikan
gambaran terhadap istilah tersebut, berikut ini secara sepintas akan penulis paparkan
pengertian yang terkandung di dalamnya.
a. Pendekatan
Pendekatan (approach)
adalah cara umum di dlam melihat dan bersikap terhadap suatu masalah ke arah
pemecahan.
Contoh : Pendekatan
Keterampilan Proses, yaitu suatu pola pendekatan mengajar yang lebih menitik beratkan
pengajaran pada jalannya proses belajar mengajar sehingga subjek didik
dipandang telah memiliki seperangkat kemampuan dasar yang dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM) perlu dikembangkan.
b. Strategi
(Siasat)
Secara umum strategi
dapat diartikan sebagai garis besar haluan bertindak untuk mencapai tujuan.
Menurut Newman dan Logan sebagaimana yang dikutip oleh Tabrani Rusyan, dkk
(1989 : 165) dalam bukunya “Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar”
mengemukakan strategi dasar dari setiap usaha mencakup empat hal, yaitu : (1)
pengidentifikasian, (2) pertimbangan dan pemilihan jalan pendekatan, (3)
pertimbangan dan penetapan langkah-langkah, dan (4) pertimbangan dan penetapan
tolok ukur.
c. Metode
Metode pada dasarnya
merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang dipergunakan untuk mencapai
suatu tujuan. Dengan demikian metode bisa diartikan pula sebagai seperangkat
tehnik yang dipilih dalam rangka mencapai suatu tujuan dalam Proses Belajar
Mengajar.
d. Teknik
Berbeda dengan konsep
tiga istilah diatas ditinjau dari sifatnya, maka teknik mempunyai sifat
implementatif, sehingga teknik merupakan kegiatan yang diciptakan dalam rangka
mengupayakan untuk mencapai suatu tujuan.
Ada beberapa batasan
yang diberikan dalam bidang pendidikan mengenai strategi belajar kelompok,
diantaranya :
1) Strategi
adalah pola umum perbuatan guru dan murid di dalam kegiatan belajar mengajar
yang efektif dan efisien.
2) Strategi
belajar kelompok adalah pendekatan-pendekatan guru dalam menggunakan informasi
memilih cara belajar dan mendefinisikan peran siswa dalam kegiatan belajar
secara berkelompok.
Strategi belajar
kelompok sangat brpengaruh besar terhadap Proses Belajar Mengajar (PBM)
khususnya proses beljar mengajar Bahasa Inggris. Sebab dalam diri siswa
sebenarnya telah terbentuk konsep diri dan kemampuan diri. Oleh sebab itu guru
mempunyai keharusan untuk menumbuhkan minat belajar Bahasa Inggris khususnya
melalui kegiatan belajar kelompok. Meningkatkan motivasi belajar kelas VIII
sekaligus mengacu pada langkah awal. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah telah
mendirikan pedoman umum melalui surat edaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
No. 11712 / C / 1 / 1987 tentang pelaksanaan penguasaan membaca, menulis dan
berhitung. Dalam proses belajar kelompok seorang guru perlu memikirkan suatu
pengawasan, bimbingan dan metode maupun teknik yang tepat. Hal ini sangat
penting terutama bagi siswa Sekolah Menengah Pertama. Dengan pengawasan,
bimbingan, metode maupun teknik yang tepat akan menarik perhatian siswa. Dengan
demikian diharapkan tujuan belajar kelompok dalam upaya meningkatkan hasil
belajar akan membawa hasil yang diinginkan.
Dewasa ini strategi
yang mendapat perhatian cukup besar dari guru-guru adalah strategi pembagian
kelompok belajar dengan memadukan antara siswa yang pandai dan siswa yang
kurang pandai. Dari pembagian kelompok tersebut akan menimbulkan semangat
belajar untuk mengangkat siswa yang kurang pandai menjadi lebih pandai.
B. Konsepsi
Hasil Belajar
Hamalik (2002)
mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap
berkat latihan dan pengalaman. Dalam kegiatan belajar guna meraih hasil yang
diinginkan biasanya digolongkan menjadi tiga jenis kemampuan yang harus dipelajari
dalam proses belajar.
a. Kemampuan
kognitif, meliputi pengetahuan dan pemahaman.
b. Kemampuan
sensorik psikomotorik, meliputi keterampilan melakukan rangkaian gerak-gerik
dalam urutan tertentu.
c. Kemampuan
dinamik efektif, meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan.
Semua perubahan yang
menjadikan seseorang memiliki kemampuan ini merupakan suatu hasil belajar dan
dengan kemampuan ini manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil
belajar yang berupa sikap, pengetahuan atau keterampilan disebut kemampuan
internal yang bersifat psikis/mental. Hasil belajar dapat dicapai jika dalam
proses belajar telah memenuhi syarat-syarat belajar yang baik melalui proses intern
dan proses ektern.
1) Proses
Intern
Semua rangkaian
kegiatan yang merupakan tahapan-tahapan yang dilalui adalah proses belajar.
Tahapan dari prose belajar dimulai dari tidak tahu apa-apa, tahap motivasi,
perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat, mereproduksi, generalisasi,
melaksanakan latihan dan umpan balik, kemudian ia mengerti. Seseorang dikatakan
telah melaksanakan kegiatan belajar, jika telah mengerti sesuatu yang diajarkan
dan dapat menerapkan apa yang telah dipelajarinya tanpa kesalahan.Urutan proses
intern dalam menacapai hasil belajar yang diinginkan adalah sebagai berikut :
a) Motivasi
Motivasi atau dorongan
untuk mencapai suatu hal sangat penting dalam proses belajar mengajar. Jika
siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar, guru hendaknya mendorong dengan
memberikan kegiatan-kegiatan belajar yang menantang seperti menyelidiki
kehidupan makhluk hidup, menceritakan pengalaman sendiri, mewawancarai atau meringkas
isi wacana yang disenangi dan telah dibaca. Motivasi ada dua macam, yaitu : (1)
motivasi dari siswa sendiri (intrinsik), motivasi ini dapat dibangkitkan dengan
mendorong ingin tahu, ingin mencoba dan hasrat untuk maju dalam belajar, (2)
motivasi dari luar diri siswa (ekstrinsik) dapat diberikan dengan memberikan
pujian atau hukuman seperti memberikan tugas untuk perbaikan atau pekerjaan
rumah.
b) Perhatian
Pada Pelajaran
Dalam materi yang
hendak diajarkan, siswa harus dilibatkan agar ketika guru menympaikan materi
agar mereka dapat memusatkan perhatian pada materi tersebut. Usaha guru agar
siswa tetap termotivasi dalam mengikuti pelajaran harus diusahakan, sehingga
kemampuan siswa teruji di kelas, menguasai metode, keterampilan proses dan
keterampilan bertanya. Jika motivasi menurun diberikan istirahat atau menyuruh
seorang anak untuk menjelaskan kembali, memberi tugas, diskusi kelompok, guru
mengusahakan agar perhatian anak tertuju pada pelajaran yang diberikan. Dengan
perhatian pada pelajaran diharapkan siswa menjadi mengerti dan paham sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar.
c) Menerima
dan Mengingat
Perhatian siswa harus
tertuju pada sesuatu yang harus dimengerti agar dapat menyerap bahan pelajaran
baru dan menyimpannya dalam pikiran, inilah salah satu tahapan proses belajar
yang harus dilalui siswa. Guru harus memperhatikan struktur, arti, pengulangan
dan interferensi. Penjelasan seorang guru akan dapat diterima dan diingat siswa
secara lebih baik jika mempunyai struktur yang jelas. Jika siswa berhasil
menerima dan mengingat pelajaran yang disampaikan, maka tahap selanjutnya
adalah menumbuhkan kreatifitas dalam upaya meningkatkan prestasi belajar.
d) Reproduksi
Kemampuan mereproduksi
perlu dimiliki siswa untuk mengetahui apakah ia telah memahami suatu materi
yang diberikan oleh guru. Guru harus bisa menjelaskan materi sejelas mungkin,
sehingga Berbekas dalam pikiran siswa.
e) Generalisasi
Pada tahap generalisasi
diharapkan siswa dapat menempatkan apa yang telah dipelajari dalam ruang
lingkup yang lebih luas. Dalam tahap generalisasi siswa harus mampu
mengendalikan sesuatu dan kemampuan melaksanakan pemindahan (transfer).
Kemampuan mengendalikan sesuatu, misalnya siswa mampu menempatkan
pengetahuannya tentang suatu prinsip pada dua hal yang mempunyai konteks yang
berlainan. Kemampuan mentransfer hampir mirip dengan kemampuan pertama, yaitu
kemampuan menerapkan pengetahuan tentang suatu prinsip di tempat yang
berlainan.
f) Melaksanakan
Latihan dan Umpan Balik
Latihan adalah cara
yang terbaik untuk mengetahui apakah materi yang diberikan benar-benar telah
dipahami dan dikuasai siswa. Tujuan pemberian latihan sebenarnya juga dapat
dilakukan untuk umpan balik, yaitu untuk informasi bagi siswa, mengapa ia masih
melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas. Guru lebih berperan sebagai
fasilitator. Proses intern adalah tahapan umum yang merupakan prinsip di dalam
proses belajar apapun.
2) Proses
Ekstern
Proses intern tidak
akan berjalan mulus tanpa diikuti oleh proses ekstern, yaitu proses yang
terjadi di luar siswa. Pada setiap proses belajar dapat ditentukan adanya
proses intern (Robert M. Gagne, 1975). Dalam proses ekstern sangat ditentukan
oleh faktor yang berada di luar sisw atau dari luar diri, misalnya factor lingkungan
dan masyarakat. Dalam proses belajar perlu didukung faktor lingkungan yang
baik, seperti sarana prasarana yang memadai dan dukungan orang lain serta masyarakat.
Demi tercapainya hasil
belajar yang diinginkan, seorang siswa harus memenuhi faktor ekstern.
Kreatifitas dalam belajar perlu dimiliki setiap siswa dalam proses belajar,
karena tanpa adanya kreatifitas maka kegiatan belajar akan pasif dan monoton
serta tidak bisa mencetuskan gagasan-gagasan baru.
C. Konsepsi
Belajar Bahasa Inggris
Banyak ahli-ahli
berusaha merumuskan apa belajar itu namun masing-masing ahli menyoroti dari
sudut pandangnya sendiri sehingga arti belajar menjadi bermacam-macam sesuai
dengan jumlah ahli yang mengemukakannya. Tetapi ada satu hal yang prinsip, yang
sama-sama tersirat dalam rumusan belajar dari berbagai ahli bahwa seolah-olah
ada kesepakatan yang tidak tertulis dimana dalam rumusan belajar mengandung
unsur “perubahan”. Seperti yang dikatakan oleh Woodworth (Gunarso, 1982 : 23 –
30).
Sedang arti belajar
menurut Soepartinah Pakasi (1985: 32-36) lebih menekankan arti belajar dari
sifat belajar itu sendiri. Dalam hal ini diajukan beberapa makna belajar yaitu
bahwa belajar merupakan suatu interaksi antara anak dengan lingkungan, belajar berarti
berbuat, belajar berarti mengalami, belajar adalah suatu aktivitas yang
bertujuan, belajar memerlukan motivasi, belajar memerlukan kesiapan pada pihak
anak dan belajar adalah berfikir, belajar menggunakan daya fikir.
Belajar yang berlebihan
dapat menimbulkan perubahan respon pada diri anak sehingga perlu diberikan
batasan. Perubahan akan mempengaruhi tingkah laku orang yang sedang belajar.
Berarti hasil belajar dapat diamati dari adanya perubahan timgkah laku. Namun
yang terpenting agar hasil belajar dapat seperti yang diharapkan maka perlu
adanya strategi atau cara-cara khusus yang diterapkan kepada murid dalam proses
belajar mengajar. Agar murid lebih mudah dalam menerima materi diperlukan
urutanurutan yang jelas dalam mengajar.
Umur merupakan salah
satu aspek yang sangat diperhatikan sejak zaman dahulu. Hal ini dapat dilihat
dari sejarah pendidikan seperti yang disebutkan oleh Wisnu Wardhana (1978:
27-29) misalnya bangsa Yahudi dalam memberikan materi pelajaran Theologi,
Hukum, Kesenian Musik, Agama dan Syair mengenal 3 tingkatan menurut umurnya,
yaitu:
1. Untuk
umur 6 tahun sampai 10 tahun
2. Untuk
umur 10 tahun sampai 15 tahun
3. Untuk
yang berumur lebih dari 15 tahun
Di Athena sejak abad 7
SM sudah mengembangkan sistem pendidikan dalam usaha memajukan intelektualitas
dimana sudah ada pembagian pendidikan, yaitu melibatkan orang tua sebagai
pendidik dari umur 0 tahun sampai 7 tahun dan mulai diasuh oleh seorang
Paedagogas. Paedagogas meneruskan bimbingan anak itu di rumah, di sekolah, di
lapangan olah raga sampai umur 18 tahun.
Materi yang diberikan
oleh paedagogas adalah rendah hati, sopan santun, sifat selalu mengkoreksi dir,
meskipun program sekolah masih bersifat oecasional (berubahubah). Tetapi
sesudah anak berusia 18 tahun atau 19 tahun, mereka harus menunjukkan rasa
cinta tanah air dan mendaftarkan diri sebagai warga negara.
Disamping itu ada
pendidikan informal yang berhubungan dengan eksistensi anak tersebut dalam
keluarga, lapangan sosial, ekonomi dan politik. Arah pengembangannya adalah
pengembangan individu mengenai badan, akal dan moral. Kurikulum pendidikan
dasar (2004) menyebutkan bahwa pengajaran Bahasa Inggris bagi siswa Sekolah
Menengah Pertama berfungsi untuk:
a. Mengembangkan
dasar-dasar kemampuan dalam berbahasa Inggris
b. Mengembangkan
ketrampilan proses
c. Mengembangkan
wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas
kehidupan sehari-hari
d. Mengembangkan
kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara
kemajuan Bahasa Inggris dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan
pemanfaatannya dalam kehidupan shari-hari.
e. Mengembangkan
kemampuan untuk menerapkan kemampuan berbahasa Inggris, serta ketrampilan yang
berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan ke
tingkat yang lebih tinggi.
Kurikulum pendidikan
dasar (2004) menyebutkan pengajaran Bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Menengah
Pertama bertujuan agar siswa:
a. Memahami
konsep-konsep bahasa Inggris dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari
b. Memiliki
ketrampilan proses untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris
c. Mempunyai
minat untuk mempelajari bahasa Inggris
d. Bersikap
ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama
dan mandiri
e. Mampu
menerapkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam kehidupan seharihari
f. Mampu
berkomunikasi dengan orang asing
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Rancangan
Penelitian
Berdasarkan kurikulum
pendidikan dasar yang tertera pada GBPP tahun 2004 menyebutkan bahwa bahan
kajian inti Bahasa Inggris dasar pada kelas VIII semester I mencakup bahasan
menyebutkan istilah-istilah keluarga dengan benar dan bercakapcakap dengan
kalimat sederhana tentang keluarga.
Guna mewujudkan hasil
belajar yang optimal, maka perlu strategi belajar yang efektif dan efisien
serta dapat menumbuhkan motivaasi belajar dan kreativitas siswa serta
menanamkan rasa tanggung jawab terhadap apa yang dipelajari. Dalam penelitian ini
akan menggunakan rancangan strategi belajar kelompok untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec.
Torgamba.
Rancangan dalam
penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan (action research). Dengan
perkataan lain penerapan penelitian tindakan di dalam kelas diharapkan mampu
mendorong guru untuk memiliki kesadaran diri melakukan refleksi dan kritik diri
terhadap aktivitas pembelajaran. Penelitian tindakan merupakan proses daur
ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan, refleksi yang
mungkin diikuti dengan perencanaan ulang (Waseso, 1994).
Dalam pelaksanaannya,
penelitian tindakan dimulai dari pengumpulan dan penyusunan data yang meliputi
analisis dan interprestasi tentang arti data tersebut. Penelitian tindakan
merupakan intervensi skala kecil terhadap tindakan dunia nyata dan pemeriksaan
cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan Mantion, 1980: Zuriah:
2003). Berpijak pada pandangan tersebut, maka penelitian tindakan ini berdasarkan
pada situasional dan bergaya realitas lapangan (Hopskin, 1985, 1993; Mc. Niff,
1992).
Rancangan dalam
penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap perencanaan, diantaranya:
a) Refleksi
awal
b) Peneliti
merumuskan permasalahan secara operasional
c) Peneliti
merumuskan hipotesis tindakan dan
d) Menetapkan
dan merumuskan rancangan tindakan. Winarno Surachmad (1982 : 140) mengemukakan
tentang sifat-sifat yang terdapat dalam metode deskriptif sehingga dapat
dipandang sebagai ciri khas antara lain:
·
Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan
masalah yang ada pada masa sekarang dan bersifat actual
·
Data yang dikumpulkan pada mulanya
disusun, dijelaskan kemudian dianalisis.
Dalam rancangan penelitian
ini dilskuksan suatu model kerja sama antara guru dan siswa kelas VII dalam
belajar bahasa Inggris. Sebelum dilakukan kegiatan belajar kelompok, maka guru
terlebih dahulu melakukan evaluasi sistem belajar yang telah dilakukan siswa
kelas VII dalam belajar bahasa Inggris selama ini dihubungkan hasil belajar.
Dari evaluasi tersebut akan diketahui kemampuan siswa dalam metode belajar individu.
Guna mengetahui
kemajuan siswa dalam belajar bahasa Inggris, maka dilakukan rancangan belajar
kelompok. Proses belajar ini dirancang dengan berkelompok atau pembegian
kelompok yang menggabungkan antara siswa pandai dan kurang pandai. Belajar
kelompok dilaksanakan dalam satu minggu dua kali. Guru berperan sebagai pembimbing
atau pengerah dalam menentukan topik pembehasan dalam belajar kelompok.
Kesulitan yang dihadapi oleh siswa harus diupayakan dapat diselesaikan dalam
satu kelompok. Jika dalam satu kelompok tidak dapat menyelesaikan permasalahan
belajar, maka akan dikonsultasikan dengan guru kelas yang mengajar pelajaran
bahasa Inggris.
B. Lokasi
dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini
mempunyai arti tempat, pelaku dan kegiatan (Nasution, 1992). Lokasi penelitian
dari aspek “tempat” adalah lokasi dimana tempat proses pembelajaran
berlangsung, yaitu kelas VII SMP Negeri 1 Kec. Torgamba. Adapun kegiatan
belajar kelompok dilakukan dilakukan di tempat guru kelas yang mengajar bahasa
Inggris. Dari aspek “pelaku” adalah terdiri dari peneliti, guru dan siswa kelas
VIII yang terlibat dalam proses belajar. Dari aspek “kegiatan” adalah melaksanakan
kegiatan belajar kelompok sekali dalam satu minggu. Kegiatan belajar kelompok
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar bahasa Inggris
pada siswa kelas VIII yang selam ini menggunakan sistem belajar secara individu
dengan hasil yang kurang memuaskan.
Sumber yang dapat
memberikan informasi dan dapat membantu perluasan teori merupakan subjek
penelitian (Bogdan dan Biklen, 1990). Subjek penelitian ini adalah guru dan
siswa kelas VIII dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris guna mengetahui
pengaruh kegiatan belajar kelompok terhadap hasil belajar siswa kelas VIII.
Jumlah siswa kelas VIII
yang terlibat dalam interaksi belajar mengajar dan belajar kelompok adalah 25
siswa. Alasan pemilihan subjek penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh
Belajar Kelompok terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Kec. Torgamba, sehingga dapat diketahui manfaat belajar
kelompok sebagai bentuk peningkatan mutu hasil belajar Bahasa Inggris.
C. Langkah-langkah
Penelitian
Kegiatan peneliti dalam
upaya mengetahui pengaruh belajar kelompok terhadap hasil belajar Bahasa
Inggris pada siswa kelas VII, maka dilakukan langkah-langkah penelitian sebagai
berikut.
a. Observasi
penelitian. Tahap ini merupakan tahap orientasi lapangan dengan tujuan untuk
mengenali segala unsur lingkungan fisik dan alam sekitar. Observasi merupakan
dasar semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi
dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu
proses aktif yang dimaksudkan untuk mengetahui keadaan objek penelitian sebelum
peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada (Nasution,
1998).
b. Penentuan
lokasi penelitian. Tahap ini memastikan bahwa SMP Negeri 1 Kec. Torgamba
dijadikan sebagai latar penelitian dengan pertimbangan tempat yang diteliti
tersedia sumber data yang cukup.
c. Pengumpulan
data awal untuk memfokuskan masalah penelitian dilakukan peneliti dengan mengadakan
pengamatan langsung. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan data yang valid dan
realible sesuai dengan kondisi objek penelitian. Dengan melakukan pengamatan
langsung, maka peneliti akan memperoleh catatan lapangan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Catatan lapangan merupakan jantungnya penelitian
kualitatif, dimana memposisikan manusia sebagai instrumen utama dalam pengumpulan
data (Maleong, 1995). Kehadiran peneliti di lapangan sangat diutamakan, sebab
dalam pengumpulan data harus dilakukan dalam situasi yang sebenarnya.
Pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif diantaranya :
·
Pengamatan ini didasarkan pada
pengamatan langsung
·
Dapat mencatat perilaku dan kejadian
yang terjadi pada kondisi yang sebenarnya
·
Memungkinkan mencatat situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan langsung diperoleh
dari data
·
Menghindari bias pada saat wawancara
·
Peneliti mampu memahami situasi rumit,
dan
·
Membantu bila tidak memungkinkan
menggunakan teknik komunikasi.
d. Melakukan
penelitian terhadap 25 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kec. Torgamba dalam proses
belajar mengajar Bahasa Inggris. Dalam pengamatan ini memfokuskan pada
kemampuan siswa kelas VIII dalam belajar Bahasa Inggris sebelum diberlakukannya
kegiatan belajar kelompok.
e. Melakukan
wawancara terhadap guru dan siswa tentang kesulitan belajar Bahasa Inggris dan
hasil belajar yang dicapai dengan metode belajar individu. Selanjutnya melakukan
tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan Bahasa Inggris
secara keseluruhan sebelum diberlakukannya belajar kelompok.
f. Melakukan
rencana kegiatan belajar kelompok untuk siswa kelas VIII dengan menggunakan
sistem pembagian kelompok yang dilaksanakan dalam setiap minggu. Setelah
kegiatan belajar kelompok berjalan selama empat bulan, maka dilakukan evaluasi
dengan melaksanakan tes Bahasa Inggris untuk mengetahui perkembangan kemampuan
siswa dalam belajar Bahasa Inggris dengan strategi belajar kelompok.
g. Melakukan
pengumpulan data terhadap hasil tes I dan II. Pengumpulan data juga dilakukan
dengan wawancara langsung terhadap guru dan siswa.
h. Setelah
data terkumpul selanjutnya diidentifikasi dan mendeskripsikan hasil identifikasi
kemudian dan memaparkan hasil penelitian secara kualitatif sesuai dengan fokus
penelitian.
D. Instrumen
Penelitian
Jenis instrumen yang
digunakan dalam penelitian tindakan, antara lain observasi, wawancara, catatan
lapangan, angket dan dokumentasi (Zuriah, 2003).
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang
digunakan meliputi (1) observasi, (2) wawancara, (3) pemberian tes dan (4)
dokumentasi.
a. Observasi
Observasi merupakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek di
tempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa (Zuriah, 2003).
Ada dua jenis observasi
yang dilakukan antara lain : (1) observasi langsung, yaitu observasi yang
dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diselidiki, dan (2)
observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak
pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Penelitian ini melakukan
observasi langsung terhadap kegiatan belajar kelompok siswa kelas VIII dengan
bimbingan guru Bahasa Inggris dan proses belajar mengajar untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap hasil belajar Bahasa Inggris.
b. Wawancara
Wawancara merupakan
salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data dalam penelitian
kualitatif, karena banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara.
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi
langsung antara peneliti dengan responden (Zuriah, 2003). Wawancara adalah
suatu percakapan yang bertujuan memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang
tentang orang, kejadian, aktifitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan,
kerisauan dan sebagainya (Arifin, 1998). Maksud wawancara antara lain untuk
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan kepedulian dan lain-lain (Maleong, 2000).
Peneliti melakukan
wawancara untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti
melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru
Bahasa Inggris dan siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Wawancara dalam
penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam yang tak terstruktur.
Dengan wawancara tak terstruktur akan diperoleh informasi sebanyak-banyaknya
yang rahasia dan sensitif sifatnya, serta memungkinkan sekali catat semua
respon efektif informan yang tampak selama wawancara berlangsung (Bafadal,
1994). Dalam pelaksanaan wawancara terlebih dahulu disusun garis-garis besar
pernyataan yang disampaikan kepada informan berdasarkan pada fokus dan sub
fokus penelitian.
c. Pemberian
tes
Pemberian tes dilakukan
untuk mengetahui kemampuan dasar siswa kelas VIII dalam pelajaran Bahasa
Inggris dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. Pemberian tes ini dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu sebelum dilaksanakannya kegiatan belajar kelompok (tes
I) dan sesudah dilaksanakannya kegiatan belajar kelompok (tes II). Pada dasarnya
pemberian tes dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa kelas VIII terhadap pelajaran Bahasa Inggris sebelum dan sesudah
dilaksanakannya belajar kelompok.
d. Dokumentasi
Pendokumentasian adalah
cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa
arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang penelitian. Dapat pula
dikatakan bahwa data adalah hasil pengamatan, manifestasi fakta atau kejadian
spesifik.
Dalam penelitian ini,
metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, pemberian tes
dan dokumentasi. Observasi dilakukan pada proses belajar mengajar Bahasa
Inggris kelas VIII dengan strategi belajar kelompok. Teknik wawancara dilakukan
peneliti terhadap guru Bahasa Inggris kelas VIII untuk mengetahui sistem
belajar yang dilakukan selama ini, yaitu dengan belajar sendirisendiri dan
pengaruhnya terhadap hasil belajar Bahasa Inggris. Selain wawancara dilakukan
untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar
kelompok dan pengaruhnya terhadap hasil belajar Bahasa Inggris. Pengumpulan
data dalam penelitian selain data primer juga menggunakan data sekunder sebagai
acuan, yaitu berdasarkan teori-teori dan studi pustaka. Berikut ini penjelasan
metode wawancara dan metode pemberian tes yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam belajar Bahasa Inggris dengan sistem belajar kelompok.
a) Metode
wawancara digunakan untuk meraih data kesulitan belajar siswa kelas VIII dalam
belajar Bahasa Inggris. Dengan wawancara ini akan diketahui manfaat yang dapat
diambil oleh siswa kelas VIII dalam belajar kelompok dibandingkan dengan
belajar individu. Metode wawancara juga berguna untuk mengetahui perkembangan
belajar siswa kelas VIII dalam pelajaran Bahasa Inggris yang telah diberikan
oleh guru. Bimbingan dan pengawasan terhadap siswa selama belajar kelompok akan
memberikan gambaran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan
belajar kelompok.
b) Metode
tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII dengan belajar
individu dan belajar kelompok. Dengan menggunakan tes akan diketahui
perkembangan hasil belajar siswa kelas VIII sebelum menggunakan system belajar
kelompok dan setelah menggunakan sistem belajar kelompok. Selain itu dengan
metode pemberian tes, maka akan dapat diketahui pengaruh belajar kelompok
terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP Negeri 1Kec.
Torgamba
E. Analisis
Data
Setelah data
dikumpulkan, selanjutnya data tersebut perlu diolah atau dianalisis untuk
dijadikan informasi. Sebelum diolah, data yang terkumpul perlu diseleksi
terlebih dahulu atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah
reabilitas dan validitasnya digugurkan atau dilengkapi dengan subtitusi. Data
yang telah lulus dalam seleksi lalu diolah atau dianalisis merupakan suatu
informasi yang siap untuk dievaluasi dan diinterpretasi.
Analisis data merupakan
proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis sesuai dengan arah dan saran data yang ada. Analisis merupakan proses
penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Dalam analisis data terdapat proses
mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan
dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti (Bogdan dan Biklen,
1982).
Pekerjaan analisis
meliputi kegiatan mengerjakan data, menata, membagi menjadi satuan-satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskan, mencari pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang akan peneliti laporkan. Analisis data adalah proses pengorganisasian
dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga
dapat ditemukan tema seperti yng disarankan oleh data (Maleong, 1995).
Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dengan maksud
bahwa penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status
gejala pada saat penelitian dilakukan. Setelah data hasil penelitian terkumpul,
maka selanjutnya data tersebut disusun secara sistematis. Dengan cara
diorganisir, kemudian dikerjakan yang akhirnya data tersebut diungkap permasalahannya
yang penting sesuai dengan topik yang sesuai dengan permasalahan.
Beberapa alur kegiatan
dalam analisis deskriptif yang menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan,
antara lain :
a. Reduksi
data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan, pemusatan perhatian
untuk penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data
kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan. Laporan lapangan sebaga
bahan mentah direduksi, diringkas, ditonjolkan pokok-pokoknya dan disusun lebih
sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil pengamatan, juga memberikan
kemudahan bagi peneliti dalam mendapatkan kembali data yang diperoleh jika
diperlukan.
b. Penyajian
data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi.
c. Penarikan
kesimpulan atau verifikasi, teknik ini peneliti berusaha agar dapat menggambarkan
kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian atau suatu subjek.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar
Dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:Tarsito.
Keiten, Dorotly. 1988. Cara Belajar Yang Berhasil. Salatiga: Universitas
Satya Wacana.
Mantra, I.B.
1998. Langkah-langkah Penelitian Survei dan Laporan Penelitian. Yogyakarta:
BPFG
– UGM.
Nasution, S.
1987. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta:
PT.
Bina Aksara.
Winkel. 1984. Psikologi
Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Zuriah, N. 2003.
Penelitian Tindakan Dalam Bidang Pendidikan Dan Sosial. Edisi Pertama.
Malang: Bayu Media Publishing.
afwan, bisa tolong kirim versi lengkapnya dan full english ndaak??? toloooong yaaa kirim kesini khanza.hena@gmail.com
ReplyDeletetolong kirimin yg versi full english dong ke rama.ravi31@gmail.com . thanks!! :)
ReplyDeleteKan tolong kirimin yang versi full English ke defitta129@gmail.com
ReplyDeleteMakasih kak😊
Kan tolong kirimin yang versi full English ke defitta129@gmail.com
ReplyDeleteMakasih kak😊
ijin min, bisa minta versi fullnya mrd32199@gmail.com
ReplyDelete