“Gaya belajar merupakan cara dimana setiap
pembelajar mulai berkonsentrasi, memproses, dan menyimpan informasi yang baru
dan sulit.” (Dr. Rita Dunn)
Model gaya belajar Dunn dan Dunn menggabungkan beberapa dasar
pemikiran.
- Setiap orang memiliki kekuatan, tetapi orang yang berbeda memiliki kekuatan yang berbeda pula.
- Setiap orang suka belajar dengan cara yang berbeda.
- Kalau ada anak berada dilingkungan yang sesuai dengan ciri dan karakternya, dia akan memperoleh prestasi yang lebih tinggi, sementara itu untuk scor aptitude test nilai yang lebih tinggi diperoleh di matched dibanding dengan missmatched.
·
Guru dapat
menggunakan berbagai gaya belajar sebagai pertimbangan dalam pengajaran.
- Banyak siswa dapat belajar dengan baik dengan memanfaatkan kekuatan gaya belajar mereka
Gaya
belajar sebenarnya merupakan sekedar pendekatan ataupun cara belajar yang
berbeda. Ada beberapa gaya belajar dan meskipun tidak ada kesepakatan atas satu
kelompok gaya belajar, gaya belajar berikut ini biasa ditemukan:
PEMBELAJAR TIPE VISUAL belajar dengan melihat...
.
Pembelajar tipe ini perlu melihat bahasa tubuh dan
ekspresi wajah guru agar dapat benar-benar memahami isi pelajaran. Mereka
biasanya senang duduk di bangku barisan depan agar terhindar dari sesuatu yang
mengganggu penglihatan mereka (misalkan kepala siswa lainnya). Mereka mungkin
berpikir dalam bentuk gambar dan cara terbaik untuk belajar adalah dengan
melihat tampilan seperti diagram, buku teks yang bergambar, transparansi OHP,
video, flipcharts dan materi yang dibagikan (hand-outs). Selama kuliah ataupun
diskusi kelas, pembelajar tipe ini biasanya mencatat hal-hal detil untuk dapat
menyerap informasi.
Siswa yang memiliki kekuatan/kecenderungan dalam melihat
ini mengharapkan guru melakukan demonstrasi. Mereka sering menggunakan daftar
untuk mengikuti sesuatu ataupun untuk merangkaikan pikiran. Mereka
terkadang mengenali kata dengan melihatnya. Mereka ingat wajah tetapi lupa
nama. Mereka seringkali memiliki imajinasi yang berkembang dengan baik. Mereka
mudah teralihkan dengan adanya gerakan ataupun tindakan dalam kelas. Mereka cenderung
mengabaikan bunyi-bunyi.
Pembelajar tipe visual:
· Memberi respon
terhadap penggunaan bahan-bahan visual sebagai gambar, bagan, peta, grafik dan
lain sebagainya.
· Ingin mendapatkan
pandangan yang jelas ke guru sehingga dapat melihat bahasa tubuh dan ekspresi
wajah guru.
· Mencatat ataupun
mengharapkan guru membagikan bahan (handouts)
·
Mengilustrasikan dalam bentuk gambar
sebelum ide tersebut ditulis.
· Suka
menulis cerita dan menghiasinya dengan gambar
· Memberikan respon yang
baik terhadap penggunaan multi media (misalkan komputer, video, film)
· Menyukai belajar di
tempat yang tenang, jauh dari gangguan yang sifatnya lisan.
· Membaca buku-buku
bergambar
·
Memvisualisasikan informasi dalam bentuk
gambar agar mudah diingat
PEMBELAJAR
TIPE AUDITORY belajar dengan mendengar...
Mereka dapat
belajar dengan baik melalui kuliah lisan, diskusi, membicarakan sesuatu dan
mendengar apa yang dikatakan orang lain. Pembelajar tipe ini menafsirkan makna
dari ucapan melalui nada suara, tinggi nada, kecepatan bicara dan perbedaan-perbedaan
kecil lainnya. Informasi tertulis tidak begitu bermakna kecuali kalau sudah
diperdengarkan. Pembelajar tipe ini sering mendapatkan manfaat dari membaca
teks dengan keras serta penggunaan tape recorder.
Siswa yang
memiliki kekuatan ataupun kecenderungan untuk mendengar ini mengharapkan guru
memberikan instruksi lisan. Mereka merasakan kemudahan dalam belajar apabila
mereka mendengar sesuatu. Mereka biasanya ingat nama tetapi lupa wajah. Mereka seringkali menemukan solusi ataupun pemecahan masalah
dengan cara membicarakannya. Mereka mudah teralihkan perhatiannya dengan adanya
bunyi-bunyian dan seringkali perlu bekerja di tempat yang sunyi. Siswa tipe ini
dapat belajar dengan baik apabila menggunakan buku-buku yang telah direkam.
Pembelajar tipe auditory:
· Berpartisipasi
dalam diskusi/debat dalam kelas
· Suka berbicara dan
melakukan presentasi
·
Suka membaca teks dengan keras-keras
·
Menciptakan lagu-lagu pendek untuk
membantu daya ingat
·
Menciptakan baris-baris pendek (syair)
untuk membantu daya ingat
·
Suka mendiskusikan ide-ide secara lisan
· Menggunakan
analogi lisan dan juga cerita untuk menunjukkan maksud mereka
PEMBELAJAR TIPE
KINESTHETIC/TACTILE belajar
dengan gerakan, melakukannya, dan menyentuh ...
Pembelajar tipe kinesthetic/tactile dapat belajar dengan baik
melalui pendekatan langsung secara praktek, melakukan kegiatan fisik dunia
disekitarnya. Sulit bagi mereka untuk duduk berlama-lama dan mereka dapat
teralihkan perhatiannya karena timbulnya kebutuhan akan aktivitas gerak dan eksplorasi.
Siswa yang memiliki kekuatan/kecenderungan kinesthetic dapat
belajar dengan baik apabila mereka terlibat ataupun aktif. Mereka terkadang
memiliki tingkat energi yang tinggi. Mereka berpikir and belajar dengan baik
apabila bergerak. Mereka terkadang kehilangan banyak informasi pada saat
mendengarkan kuliah dan memiliki masalah dalam berkonsentrasi apabila diminta
untuk duduk dan membaca. Siswa tipe ini lebih suka untuk melakukan sesuatu
dibandingkan dengan harus memperhatikan atau menyimak.
Siswa yang memiliki kekuatan ataupun kecenderungan pada gaya tactile akan
tampil maksimal apabila mereka mencatat apakah selama perkuliahan berlangsung
ataukah pada saat mereka membaca sesuatu yang baru atau sulit. Mereka
seringkali membuat gambar ataupun coretan-coretan untuk membantu mengingat
sesuatu. Pembelajar dengan tipe ini akan
melakukan proyek aplikasi/praktek, demonstrasi dan laboratorium dengan baik.
Pembelajar tipe kinesthetic/tactile:
·
Perlu sering melakukan istirahat apabila
sedang belajar
·
Berkeliling untuk mempelajari hal-hal
baru (misalkan melakukan permainan untuk belajar huruf dan angka)
·
Lebih suka belajar dengan posisi berdiri
·
Menyukai kelas ataupun tempat kerja yang
‘hidup’, misalkan dihiasi dengan poster.
·
Membaca secara cepat terlebih dahulu
(skimming) untuk mendapatkan gambaran mengenai isi sebuah teks sebelum
membacanya kembali secara lebih seksama.
Pikirkan hal
ini: Kebanyakan
siswa yang memiliki resiko dalam belajar adalah dari tipe tactile/kinesthetic
yaitu pembelajar yang memiliki ketrampilan visual dan auditory yang rendah. Menurut anda apakah ada kaitan antara
pengajaran konvensional dengan tingkat prestasi yang rendah dari pembelajar
tipe kinesthetic/tactile?
Sebuah catatan untuk desain ruang
Salah satu perlakuan awal yang dapat dilakukan oleh guru
kelas untuk dapat melayani gaya belajar tersendiri dari siswa adalah dengan
mengubah desain ruang kelas. Banyak kelas yang didesain secara formal, semua
siswa menghadap ke depan, …dalam barisan ….dalam tempat duduk. Bagi siswa yang
lebih suka gaya informal, hal ini dapat menjadi hambatan untuk belajar.
Penawaran akan pilihan tata letak kursi dalam kelompok, berpasangan, bentuk
huruf U dan sebagainya seringkali dapat melayani gaya belajar siswa dan
meningkatkan keberhasilan siswa.
Rahasia dalam merancang lingkungan belajar yang efektif
tanpa biaya adalah dengan memanfaatkan apa yang sudah dimiliki dengan cara yang
berbeda. Meja belajar, kursi, meja, rak buku, lemari berkas dan perabot lainnya
dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari ketersediaan ruang
dan juga gaya belajar tersendiri dari siswa.
Mulai secara perlahan, bersikap luwes dan dapat menerima
ide-ide dan pendekatan baru, buat rencana secara hati-hati dan terus menerus
mengevaluasi bagaimana perubahan dalam desain ruang kelas memenuhi tujuan anda
dan kebutuhan siswa anda.
Multiple Intelligences
Multiple Intelligences
mengacu pada sebuah teori kecerdasan yang dikembangkan pertengahan tahun 1980an
oleh Howard Gardner, seorang profesor dalam bidang pendidikan pada Universitas
Harvard. Setiap orang memiliki kesemua kecerdasan ini dengan proporsi yang berbeda-beda.
Gardner pada
awalnya menemukan tujuh macam kecerdasan:
·
Bahasa/linguistik
·
Logika/matematika
·
Musik/irama
·
Visual/ruang
·
Jasmani/gerak
·
Hubungan antar manusia
·
Hubungan dengan diri sendiri
Guru yang menggunakan teori
multiple intelligences akan berusaha keras untuk menyajikan pelajaran dengan
berbagai macam cara, seperti menggunakan
bahasa, angka-angka, obyek fisik yang ada di sekeliling, bunyi, badan dan juga
ketrampilan sosial.1
Multiple
Intelligences menjelaskan:
VERBAL/LINGUISTIC
INTELLIGENCE – kemampuan untuk menggunakan kata-kata atau bahasa.
Pembelajar seperti ini memiliki kemampuan auditory yang sudah
berkembang dengan baik dan biasanya merupakan pembicara yang baik. Mereka
berpikir dengan kata-kata dan bukan dengan gambar.
Ketrampilan Mereka termasuk: Menyimak, berbicara, menulis, bercerita, menjelaskan,
mengajar, menggunakan humor, memahami struktur kalimat dan makna kata, mengingat
informasi, menyakinkan seserorang tentang sudut pandang mereka, menganalisa
bahasa dari segi penggunaannya.
Pilihan karir yang memungkinkan:
Pujangga, wartawan, penulis, guru, ahli hukum, politikus dan penerjemah.
LOGICAL/MATHEMATICAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk menggunakan alasan, logika dan
angka-angka. Pembelajar tipe ini berpikir secara konseptual dalam pola
logika dan angka-angka, membuat kaitan antara potongan-potongan informasi.
Selalu ingin tahu tentang dunia di sekeliling mereka, pembelajar seperti ini
banyak bertanya dan senang melakukan eksperimen.
Ketrampilan mereka adalah:
memecahkan masalah, mengklasifikasikan sesuatu dan mengelompokkan informasi,
bekerja dengan konsep abstrak untuk mengetahui hubungan yang ada antara satu
dan lainnya, berhubungan dengan serangkaian alasan untuk membuat analisa yang
logis, melakukan eksperimen terkontrol, mempertanyakan kejadian-kejadian alam,
mengerjakan penghitungan matematika yang rumit, serta bekerja dengan
bentuk-bentuk geometris.
Kemungkinan pilihan karir:
Ilmuwan, insinyur, pembuat program komputer, peneliti, akuntan dan ahli
matematika.
MUSICAL/RHYTHMIC
INTELLIGENCE – kemampuan untuk menghasilkan dan menghargai musik .
Pembelajar yang memiliki kecenderungan musik ini berpikir dalam bunyi-bunyi,
irama dan pola-pola. Mereka dengan segera menanggapi musik, apakah
mengapresiasi atau mengkritik apa yang mereka dengar.
Banyak diantara pembelajar tipe ini sensitif terhadap bunyi-bunyi di
lingkungan sekitarnya (misalkan bunyi jangkrik, bel, atau air menetes dari
kran)
Kemampuan mereka termasuk: Bernyanyi,
bersiul, bermain alat musik, mengenali pola nada, membuat komposisi musik,
mengingat melodi, memahami struktur dan ritme musik.
Jalur karir yang mungkin:
VISUAL/SPATIAL INTELLIGENCE – kemampuan
untuk memperhatikan apa yang terlihat.
Pembelajar seperti ini cenderung berpikir dalam gambar
dan perlu menciptakan bayangan mental yang jelas untuk menyimpan informasi.
Mereka suka melihat peta, bagan, gambar, video dan film.
Ketrampilan mereka adalah: mengkaitkan potongan-potongan
gambar, membaca, menulis, memahami tabel dan grafik, menentukan arah, membuat
sketsa, melukis, menciptakan metafora visual dan analogi (mungkin dengan
tampilan gambar), memanipulasi bayangan, memperbaiki sesuatu, merancang barang
yang praktis, dan menafsirkan gambar.
Pilihan
karir yang memungkinkan :
Navigator, pemahat, seniman (visual), penemu, arsitek,
desainer interior, mekanik, insinyur.
BODILY/KINESTHETIC INTELLIGENCE – kemampuan untuk mengatur gerak tubuh dan menangani benda-benda dengan
ahli.
Pembelajar seperti ini
mengekspresikan dirinya melalui gerakan. Mereka
memiliki kemampuan alami dalam hal keseimbangan serta koordinasi mata
dan tangan (misalkan : menyeimbangkan palang-palang). Dengan berinteraksi
dengan ruang di sekitar mereka, mereka mampu mengingat dan memproses informasi.
Ketrampilan mereka termasuk: menari, koordinasi fisik, olah raga, eksperimen
praktis, menggunakan bahasa tubuh, kerajinan tangan, akting, berpantomim,
menggunakan tangan untuk menciptakan emosi ke seluruh tubuh.
Pilihan karir yang memungkinkan :
Atlit, guru olahraga, penari,
pemain film, petugas pemadan kebakaran, pekerja seni
INTERPERSONAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk mengaitkan serta memahami orang lain.
Pembelajar seperti ini berusaha untuk melihat segala
sesuatunya dari sudut pandang orang lain, agar supaya ia bisa memahami
bagaimana mereka berpikir dan merasakan. Mereka terkadang memiliki kemampuan
yang sulit untuk dijelaskan misalkan kemampuan untuk merasakan perasaan,
maksud, dan motivasi. Mereka merupakan sesorang yang mampu mengorganisir dengan
baik, meskipun terkadang mereka menggunakan manipulasi. Pada umumnya mereka berusaha untuk mempertahankan
kedamaian dalam setting kelompok dan mendorong pertanian. Mereka menggunakan
bahasa baik verbal (misalkan berbicara) maupun non-verbal (misalnya kontak
mata, bahasa tubuh) untuk membuka kesempatan komunikasi dengan yang lain.
Ketrampilan mereka adalah: melihat segala sesuatunya dari
perspektif lain, menyimak, menggunakan empati, memahami perasaan orang lain,
memberikan bimbingan, bekerja sama dengan kelompok, memperhatikan perasaan
orang-orang, motivasi dan maksud, berkomunikas baik secara verbal maupun
non-verbal, membangun kepercayaan, mengatasi konflik secara damai,
mengembangkan hubungan positif dengan orang lain.
Pilihan karir yang memungkinkan::
Penasehat, penjual, politikus, pebisnis
INTRAPERSONAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk melakukan
penilaian refleksi atas diri sendiri dan menyadari keadaan dalam diri
seseorang. Pembelajar seperti ini berusaha untuk memahami perasaan dalam
diri mereka, mimpi, hubungan dengan
lainnya, dan kekuatannya dan kelemahannya.
Ketrampilan
mereka adalah: mengenali kekuatan dan
kelemahan diri mereka sendiri, merefleksikan dan menganalisa diri mereka
sendiri, kesadaran atas perasaan dalam mereka, keinginan dan mimpi,
mengevaluasi pola pikir, memberikan penjelasan bagi diri mereka sendiri serta
memahami peran mereka dalam kaitannya dengan yang lain.
Pilihan karir
yang memungkinkan :
Peneliti, penemu teori, filsuf
Pikirkan hal ini: carilah kira-kira guru berada dimana. Menurut anda apakah ada hubungan antar gaya belajar mereka dengan metode pengajaran konvensional yang mendominasi?
Pengembanagan kegiatan
pembelajaran dapat menggunakan beberapa metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang dipelajari. Misalnya, untuk
memahami perbedaan antara tanaman darat dan air, dapat digunakan metode : curah
pendapat, studi lapangan, diskusi kelompok, dan presentasi. Berikut disajikan
beberapa contoh metode pembelajaran yang dapat dipilih dan disesuaikan dengan
pembelaran yang akan dikembangkan. Guru dapat mencari dan menambah dengan
metode-metode pembelajaran yang lain sehingga pembelajaran akan lebih bervariasi
dan menarik.
No comments:
Post a Comment