1. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau
interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara
peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Dengan kemajuan
teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan
tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya
wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam
tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau,
merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Karena merupakan proses pembuktian, maka
bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang
telah diperoleh sebelumnya.
Agar wawancara efektif, maka terdapat
berapa tahapan yang harus dilalui, yakni ; 1). mengenalkan diri, 2).
menjelaskan maksud kedatangan, 3). menjelaskan materi wawancara, dan 4).
mengajukan pertanyaan (Yunus, 2010: 358).
Selain itu, agar informan dapat
menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan
peneliti, maka berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan
terdapat beberapa kiat sebagai berikut; 1). ciptakan suasana wawancara
yang kondusif dan tidak tegang, 2). cari waktu dan tempat yang telah
disepakati dengan informan, 3). mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana
hingga ke yang serius, 4). bersikap hormat dan ramah terhadap informan,
5). tidak menyangkal informasi yang diberikan informan, 6). tidak
menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya
dengan masalah/tema penelitian, 7). tidak bersifat menggurui terhadap
informan, 8). tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung
atau marah, dan 9). sebaiknya dilakukan secara sendiri, 10) ucapkan
terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi
jika ada informasi yang belum lengkap.
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview),
di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara
terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara
bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga
suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali; 2). wawancara terarah (guided interview)
di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah
disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara
terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti
terikat dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering
terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan
yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan, sehingga suasana
terasa kaku.
Dalam praktik sering juga terjadi
jawaban informan tidak jelas atau kurang memuaskan. Jika ini terjadi,
maka peneliti bisa mengajukan pertanyaan lagi secara lebih spesifik.
Selain kurang jelas, ditemui pula informan menjawab “tidak tahu”.
Menurut Singarimbun dan Sofian Effendi (1989: 198-199), jika terjadi
jawaban “tidak tahu”, maka peneliti harus berhati-hati dan tidak
lekas-lekas pindah ke pertanyaan lain. Sebab, makna “tidak tahu”
mengandung beberapa arti, yaitu:
1) informan memang tidak mengerti
pertanyaan peneliti, sehingga untuk menghindari jawaban “tidak
mengerti", dia menjawab “tidak tahu”.
2) informan sebenarnya sedang berpikir memberikan jawaban, tetapi karena suasana tidak nyaman dia menjawab “tidak tahu”.
3) pertanyaannya bersifat personal yang mengganggu privasi informan, sehingga jawaban “tidak tahu’ dianggap lebih aman
4) informan memang betul-betul tidak
tahu jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Karena itu, jawaban “tidak
tahu" merupakan jawaban sebagai data penelitian yang benar dan sungguh
yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti.
2. Observasi
Selain wawancara, observasi juga
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam
metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan
dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman,
pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab
masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian,
peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi
seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Bungin (2007: 115-117) mengemukakan
beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2).
observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut
penjelasannya:
1) Observasi partisipasi adalah (participant observation)
adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat
dalam keseharian informan.
2) Observasi tidak terstruktur ialah
pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga
peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang
terjadi di lapangan.
3) Observasi kelompok ialah pengamatan
yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang
diangkat menjadi objek penelitian.
3. Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi,
informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk
surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai
untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu
memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut
sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna.
4. Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion),
yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat
diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang
peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di
mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah.
Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka
dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan
beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil
pemaknaan yang lebih objektif.
No comments:
Post a Comment